Monday, February 7

Panglima Prang (ini part ke brp sih ??)

"Panglima prang deuh Panglima prang ka trôk geuwoë
Ngön Raja Nanggroë ngön Raja Nanggroë haté lom suka"

Kaget juga Akbar mendendangkannya dg huruf R yg semuanya nyangkut.

"Kok kamu jd afal ?"
"Bunda sering pasang, A'barr suka"

Ehm, iya juga. Padahal aku lbh sering menggunakan earphone untuk mendengarkannya. Kalau aku nyanyi pastinya ga pernah kenceng. Abis diprotes sama org serumah. Ahahahaaaa, secara bersuara maut, ky Shiren.

"A'barr mau jd dokter perang, boleh ndak ?"
"Ya boleh aja,"
"Tapi A'barr ndak jd panglima perang, bunda ?"
"Panglimanya di hati abang,"
"Kok gitu ?"
"Iya, yg mimpin operasinya kan, abang. Yg gerakin abang utk menolong orang kan hati abang. Jd panglimanya itu di hati abang."

Mungkin dia belum mengerti.
Suatu saat dia akan mengerti. Aku yakin, karena dia anakku. Kalau ibunya aja niat bgt jd sukarelawan, anaknya pasti lbh lagi.

Lagi pula yg namanya tenaga medis di medan perang, pasti berada di lini belakang. Dgn lambang red cross, mereka lbh aman, dibanding prajurit dan panglima sendiri yg harus memimpin pasukan. Mereka pasti ada di base camp. Walau keadaan juga tdk aman 100%.

Balik lagi,
Maut bisa datang kapan saja, dimana saja.

Jd inget artikel yg pernah aku baca, seorang dokter bedah yg bekerja di medan perang, pernah melakukan operasi amputasi dg menggunakan gergaji besi. Wadau, kaga ada scapel, akarpun jadi. Asal anestesi tetap ada, amanlah.

Utk melepas sendi memang mudah, tp kebayang aja, "gejrek gejrek gejrek" ngilu bangeeeeet. Huah, kaga kebayang. Untung juga ga pake gergaji kayu. Kenapa ga pisau dapur ya ?? Ginsu mungkin.. Tp mana ada pisau model begituan ya. Yah, kudu kreatif lah.

"A'barr belajarr berrsihin ikan dulu, abis itu kita potong2 ikannya. Kan ky operrasi orrang juga, kan bunda ?"
Ehmm... Ga aku jawab. Ya mungkin kurang lebih berbeda.

Ya, kalau anaknya mencintai dunia yg sama dg ibunya, aku juga tidak heran. Tanpa sadarku tyt ini menginfluence dirinya.

Walaupun aku telah mengatakan, "jadilah apapun yg kamu inginkan, nak. Hanya 1 yg bunda minta, lakukan yg terbaik sesuai kaidah Islam."

Kalau akhirnya dia beneran jd panglima prang, ehmm... Berarti itu memang garis takdirnya. "Maktub"

Lantunan do'aku tdk pernah putus untuknya. Semoga Allah selalu membimbingnya berada di lurus jalan Allah, melalui hatinya.. Biarkan sang panglima berada di sana.

To chase down and catch every dreams.
Membiarkan dia benar2 hidup dalam hidup. Tidak hanya sekedar ada dalam hidup..

Tugasku ?
Mengajarinya tentang hidup itu sendiri..

Kalau ibunya aja jagoan, apalagi anaknya ya ?? Ehmm, dia memang layak utk selangkah lebih maju. Krn begitulah hidup seharusnya.

Semangkaaaaa °\(^▿^)/°
Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments: