Tuesday, February 1

Life's all about 'me' anyway

Orang-orang yg besar mempunyai ego yg besar, mungkin itulah yang membuat mereka besar.

So let us put it to good use rather than try to deny it.
~Paul Arden~

Nice reading in the morning.
I'm such a woman with high ego. Entahlah ini bnr atau tdk. Don't care too many people assumed me like this. "U'r too ego, blah blah blah..." They didn't see deep inside of me. But, who's care ? Like the title it's all about me.

Yg lbh parah, "lu itu ga pernah membagi ego lu ke siapapun. Jd gw ga bs bilang elu itu egois. Sebutlah lu berego tinggi, tp itu hy utk diri elu, tdk ELU BAGIKAN"
*jedaaang !!*

Yeah, if we live in other assumption, we'll never be our self. We lose our self indeed.
So, what's life actually ??

Secara konotatif ego itu adl konsepsi pribadi ttg dirinya, kesadaran akan dirinya, atau bagaimana dia memandang dirinya sendiri. Tdk ada makna negatif dari kata ego itu sendiri. Semakin dia mengenal dirinya, ya semakin baiklah egonya. Semakin tahulah dia akan apa yg diinginkannya.

Penggunaan kata ego sendiri sering tdk pada tempatnya. Sehingga sering sekali terjadi kerancuan makna berbahasa. Ini bs dimaklumi, pengertian ini secara gamblang mungkin hy diketahui orang2 yg bergerak di bidang Psikologi dan Sosial. Teori Id - Ego dan Super Ego.

Adanya ego, sbnrnya bs menjadi tenaga penggerak utk maju. Toh, selama tdk merugikan org lain, super ego yg masih berfungsi dg baik, tentu saja hal ini bermakna positif. Yg berbahaya ketika super ego itu tiada..

Tulisan ini hanya menekankan pada, purpose of life, meaning of ur self. Ini hidup kita, selayaknya ini akan selalu bercerita ttg kita sendiri. Tentang sudut pandang kita. Bukan dari asumsi2 org. It's all about 'me'. Egois ? Tidak, ini manusiawi... :)

Membantu org tanpa pamrih, hanya mengharapkan kepuasan bathin «« apakah ini tidak disebut egois ?? Dia mengharapkan kepuasan dan kebahagiaan utk dirinya dlm menolong orang lain.

Atau:
Aku akan bahagia, kalau kamu bahagia «« apakah ini tidak disebut egois ?? Pdhl sbnrnya dia sangat perduli dg dirinya. Bukan dia perduli pada subjek lawan bicaranya.

Akhirnya terdapat simbiosis mutualistik. Ya, karena manusia adl makhluk sosial. Yang selalu membutuhkan orang lain. Di samping mereka juga harus ttp menjadi dirinya sendiri secara utuh.

"Sebagian besar orang adalah orang lain"
"Pikiran mereka adl pendapat orang lain"
"Hidup mereka seperti bunglon"
"Hasrat mereka adalah kutipan"
~Oscar Wilde~

Semua dimulai dg niat, di Islam pun tertera dg pasti. Luruskan niat, don't think for a result. Do the best as long as u can do..

Satu prinsip yg hrs dipegang oleh setiap kita agar ttp menjadi diri kita: "ambil yg jernih, buang yg keruh"

Ambillah hal2 yg memang sesuai dg diri kita, tnp membuang sejatinya kita. Jgn jadikan batasan itu mengekang kita utk menjadi diri kita seutuhnya. Utk menyuarakan apa yg kita inginkan, berikan argumen yg memang masuk akal. Selalu ada jalan tengah, kalau kedua belah pihak menyadari essensi perbedaan pendapat.

Jangan jadikan diri kita hanya sekedar ada dlm kehidupan itu sendiri.

"Setiap orang itu pada dasarnya baik, dek," kata seorang kawan. Berlandaskan itu, selayaknya kita pasti menjadi lebih baik setiap harinya. Amiiiin, Barakallah...

Life's all about 'me' anyway

Salam hangat,
Senia I.Hardita
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

No comments: