Saturday, April 16

Perempuan oh perempuan

Unfaithful. Masalah ini sangat klise sbnrnya.
Walau utkku, ini harga mati. Ketika dihadapkan mendengarkan curahan hati seorang tmn ttg permasalahan ini, aku ingin sekali berkomentar, "tinggalkan".

Yang jadi permasalahan, aku hrs melihat dg baik, apa yg diharapkan tmnku. Apakah dia hanya ingin bercerita, atau membutuhkan solusi. Salah2, malah jd salah beneran. Sayangnya aku kok ga bs tutup mata dengan masalah yg dihadapi tmnku itu. Walau mungkin yg dibutuhkannya, hanyalah meluahkan uneg2nya.

Itulah perempuan, bahkan utk mereka menceritakan masalah mereka tanpa solusi sudah memecahkah masalah utk mereka. Aku juga spt itu kadang2, ahahaha...

Balik lg ke cerita panjangnya ttg unfaithful.
"What should I do, Sen ?"
"It's depend on you,"
"Give me some suggestion"
Hampir saja ngebleber, mslhnya ini sudah kedua kalinya tmnku itu dikhianati. Aku ga tau apa lagi alasan utk ttp mempertahankan hubungan itu. Apapun, bahkan faktor pendukung kuat lainnya lagi.

"Kenapa dia lakukan itu padamu ?"
Salah pertanyaan sbnrnya....
Akhirnya malah jd nangis2 dia bercerita. Aduh, bodohnya diriku.

Dan aku tidak melakukannya 1x.
"Kalau kepercayaan itu sudah hilang, bagaimana kamu mau melanjutkan hubungan ini ? Kalau rasa saling menghargai itu tidak ada, apa lg yg kamu harapkan ?"

Yeaaaaah,
I make her down, down, down !!!
Si sarkas dlm diriku tiba2 keluar. Walau akhirnya aku byk diam. Aku bs melihat sbnrnya masalah ini akan lari kemana. Biarlah, toh hidup ini pilihan. Aku juga sdh mengatakan hal2 yg penting. Ya, kepercayaan yg tdk dijaga, dan tdk adanya rasa saling menghargai. Apalagi yg diharapkan ? Semua bergantung sama tmn perempuanku itu. Bertahan atau lepaskan.

Kok ?
Karena ini masalah hati.
Ah, perempuan oh perempuan... Pembahasannya akan panjang klo dilanjutkan ttg bagaimana perempuan itu.

Cukup 1, tidak 2
Karena ia akan kehilangan makna jika mendua.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

No comments: