Wednesday, August 8

little thinking bout marriage

Hey...
like I said before, I wanna share my opinion bout marriage.

kemarin gara2 baca majalah, yang genrenya untuk anaku kuliahan kayanya. dibilang ABG, ga juga. untuk dewasa, malah masih terasa hawa ababilnya. jadi genrenya di pertengahan. apapun itu,

mereka mengangkat topik tentang "lesson about marriage", klo ga salah judul artikelnya bgtu. dan tergelitiklah aku membacanya. lengkap dengan beberapa kejadian pernikahan teman-temanku, dan perjuangan teman-temanku menuju jenjang pernikahan. finding Mr. Right. dan aku bergabung di dalam group terakhir, setelah berada di dalam group marriage people selama 6 tahun. hohoho... what was life, sen ?

ada percakapan menarik untuk disimak antara aku dan montirku,
B : "Kak, punya selingkuhan ga ?"
Gw: "...."
B : dia ketawa ga jelas, walaupun terdengar sangat garing "Abis aku liat, orang sekarang, ga perempuan ga laki-laki semuanya hobby selingkuh."
Gw : "terus aku juga, gitu ?" #dramabanget
B : "...." diemkan lu.

dan pembicaraan panjang terus berlangsung, sambil dia ngebenerin tali kipas ac gw yang sedikit berbunyi pada saat startup.

pada intinya, dia menceritakan sedikit kejanggalan yang terjadi di dalam pernikahan, ya lengkap dengan issu unfaithfull itu. "mereka heboh loh untuk menikah, dan kakak harus tahu, setelah 3 bulan, mereka memilih untuk bercerai. ngapain nikah ?"
aku pun setuju sama dia. banyak hal yang tak dapat dimengerti tentang semua itu. ya, aku cuma bisa bilang, "kita tidak dalam kondisi mereka, jadi kita juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi "

aku juga sangat setuju dengan pernyataan
Marriage.. it's more than just a commitment for two.

padahal yang ada di otak aku, pengennya semua itu dibikin simple aja, menikah tidak semenyeramkan yang dibayangkan. tapi jujur itu bisa jadi disaster, great disaster sepanjang hidup. seperti keadaan dimana kalau bertahan berat, ga bertahan berat. dan saya terlalu sering melihat keadaan ini. salahnya ya pada... apa sih komitmen awal kalian dalam memulai hubungan ini ?

okay...
kadang pertanyaan itu semua berbalik ke aku. "kamu gimana, sen ?"
beda kasus. aku sih merasa berbeda, dari titik awalnya tentu sudah berbeda. sebutlah dia sebuah pembenaran, atau pembelaan, pada kenyataanya ya bgtu adanya.

nah di artikel itu juga dibahas dilema yang dihadapi perempuan modern saat ini :
#1. Independent wife
#2. Shifting value
#3. Increasing needs
#4. Personal happiness
#5. Social temptations

than... I'm paralize
(pertama karena transfer photo dari pc ke ipad ngadat, akhirnya bener2 paralize ngeliatin layar laptop, mau nulis apa lagi ya ?)

Pintarnya aku sempet pula ikutan kuis 5 love languages, kalau mau coba.. take this quiz, dan hasilnya seperti yang sebelumnya, sama. my love language itu : Quality time.

look what they say :
In Quality Time, nothing says “I love you” like full, undivided attention. Being there for this type of person is critical, but really being there—with the TV off, fork and knife down, and all chores and tasks on standby—makes you feel truly special and loved. Distractions, postponed activities, or the failure to listen can be especially hurtful

dan saya cukup terkesima. hampir sepenuhnya aku seperti itu. dengan nilai score 11, dan disusul dengan personal touch (7). what about u ??

Kita balik lg ke issue yang ada di artikel tadi.
klo boleh jujur, perempuan yang mandiri sekarang ini bener-bener keren. serius, mereka bener-bener mampu berdiri di kaki mereka sendiri. dan sebisa mungkin melakukan semuanya sendiri. and they did it. pemikiran dan mind set mereka juga berkembang pesat. dan shifting value itu pun terjadi. being single mom ? biasa aja tuh (ini curcol boooo).

being modern woman is such a curse.hihihihi.....
kita memang menjadi lebih pintar, lebih berwawasan, lebih berhati-hati. yang jadi pertanyaan besar, : apakah kaum adam sudah mengikuti perkembangan yang sama dengan kit, untuk menghargai dan memberikan apreasasi yang baik untuk perempuan2 modern seperti kita ?

like usually,
laki-laki (ga semuanya sih), sukanya sama perempuan yang cantik (tidak perduli apakah perempuan itu bodoh), had a sexy body (tidak perduli apakah perempuan itu rajin selingkuh),.... kok jadi terdengar seperti sirik sama cewe2 tsb ya. maaf... bukan bermaksud seperti itu, lebih ke arah.. can u look us and ur self clearly ?? kadang apa yang mereka mau, bukan yang mereka butuhkan sepenuhnya. ga hanya laki-laki sih, perempuan juga ada yang seperti itu... pada intinya, kamu harus tau apa yang kamu mau dari pasanganmu. bukan hanya sekedar. I wanna get married. and done...

Ingat kata-kata temen,
"Sen, jangan pernah menikah karena realitas. Realitas karena yang lain menikah, realitas kamu butuh support secara finansial, dan lainnya. jangan terjebak dalam keadaan itu. kamu yang bikin nerakamu sendiri."

aku harus berterima kasih pada teman, yang juga aku anggap abang ini.

apa sih pernikahan itu dalam definisimu, sen ?
untukku... Spend all things I had with him. for better and worse. build a team work, synergy to better life.  not just love, evenly love was the important part. it's about our entity. our meaning for life. ga hanya... status.

and

he will be my bestfriend, my lover, my playmate, my leader, my imam, my prey (O_o) hahahaha...

dia yang juga (see this quote)

sepertinya,
posting ini juga akan mengalami revisi. karena ada beberapa bagian yang tumpang tindih ga jelas. semoga tidak lupa. beberapa catatan kecil yang aku punya ttg hal ini masih tersimpan manis di sebelah tempat tidur bersedia untuk digabungkan dengan posting ini.

bersambung..........
Senia I. Hardita

p.s :
tetep dong error. walau ada revisi dimana2.
posting aja dulu deh. better I go home soon. Tired. still had problem with my body clock to sleep. and I push my self so much.

No comments: