Friday, November 26

Indonesia ft Melayu

Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim..

Ada terselip kebanggaan sebagai anak yang tumbuh dan besar di tanah Melayu, pada penggalan berikut ini. Masih ingatkah tentang Sumpah Pemuda ? Sumpah yang dilakukan oleh Para Pemuda di seluruh Indonesia untuk menyatakan bahwa mereka Bertanah Air satu, Berbangsa satu dan Berbahasa satu Indonesia di tahun 1928. Sebelum tahun 1926, yang diusulkan sebagai bahasa pemersatu adalah bahasa Melayu. Mungkin tidak banyak yang tahu hakikat ini. Bahkan bahasa ini sebenarnya sejak lama sudah menjadi bahasa pemersatu di bumi pertiwi.

Bayangkan seluruh pemuda dari daerah yang berbeda-beda bagaimana mereka harus saling berkomunikasi, mereka mempunyai bahasa daerah sendiri, kalau sampai akhirnya mereka saling bisa berkomunikasi dan sampai tercetuslah sebuah Sumpah Pemuda artinya mereka mempunyai satu kesamaan bahasa, yaitu Melayu. Tidak bisa dibohongi Bahasa Melayu ini adalah akar dari 70% bahasa Indonesia yang berkembang sekarang ini. Sepertinya masih bisa diperdebatkan, jika hendak.

Di Tahun 1857 dan 1959, Raja Ali Haji, Sastrawan termasyur dari Pulau Penyengat yang terkenal dengan Gurindam 12 nya, bahkan sudah membuat kamus Bahasa Melayu, lengkap dengan tata bahasa dan kitab ejanya. Sehingga hal ini membuat bahasa Melayu Riau-Lingga atau yang biasa disebut bahasa Melayu Tinggi terpelihara sebagai bahasa baku. Dan pada akhirnya mendapat sebuah nama baru pada tahun 1926 di Kongres Pemuda I, bahasa Indonesia.

Wajar kalau ada yang mengatakan "Tak kan Hilang Melayu di Bumi", salah satu produk kebudayaan adalah bahasa. Dan bahasa yang kita gunakan berakar dari bahasa Melayu. Kami puak Melayu, tidak akan pernah takut kehilangan budaya kami.

Dan perkembangan terakhir tentang Bahasa Melayu ini sendiri, ada beberapa pakar bahasa yang sedang mengusulkan Bahasa Melayu untuk dijadikan bahasa penghubung se-Asia. Karena mempunyai Lingua Franca yang mudah selayak Bahasa Inggris yang dijadikan bahasa Internasional.

Di dalam keBhinneka Tunggal Ika ini, Melayu ikut menyumbangkan sumbangsih besarnya. Dan hal ini sesungguhnya tidak membuat Melayu sendiri untuk berbesar kepala. Kekhasan dari masyarakat Melayu adalah bertangan terbuka dengan setiap perbedaan yang ada. Mereka juga tidak besar kepala dengan segala hal yang mereka miliki. Kalau kesenggol biasanya baru keluar TEMBERANGnya. Perangai Melayu lah katakan. Mereka cenderung cinta damai, perbedaan untuk mereka bukan menjadikan satu penghalang untuk dapat bersama dalam bermasyarakat.

Tidak dimaksudkan ini membuat sebuah kebanggaan atau sebutlah sebagai hal-hal yang dibesar-besarkan. Hanya saja ingin menyentil para Pemuda Melayu, jangan lupa untuk kembali membangun Negeri. Berikanlah sumbangsih apapun itu untuk daerah kita, untuk negara kita. Semoga dengan adanya kenyataan ini, membuat para Pemuda Melayu lebih merasa Indonesia. Dimana pun mereka, kita satu, satu Bangsa, satu Tanah air dan satu Bahasa. Dan keBhinnekaan kita nyata adanya, jangan membuat itu sebagai alasan untuk sebuah perpecahan, tapi buatlah sebagai kekuatan untuk maju dan tumbuh bersama menjadi bangsa yang besar.

Izinkan kami Hendak bertutur
Tentang Gurindam yang teratur :

Gurindam Pasal yang Kelima

Jika hendak mengenal orang yang berbangsa,
Lihat kepada budi dan bahasa.
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang yang mulia,
Lihatlah pada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
Di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
Lihat ketika bercampur dengan orang ramai.

Salam,
Melayu kah, saya ?
:)
Senia I.H ®

No comments: