Friday, November 19

Sayap-sayapku (part II)

Aku meminta untuk bertemu dgmu, tp tdk berharap kehilangan sayapku ini. Sambil mengelus sayap-sayapku di detik-detik terakhirku bersama mereka.

Ini sayap-sayapku. Aku ingin selalu terbang kapanpun, dan kemanapun aku mau. Tanpa hrs berharap dan menunggumu.

"Kita tidak akan bs bersama kalau kau tidak melepaskannya. Kau akan terus terbang dlm kesendirianmu dan pencarianmu. Aku tak mampu mengikutimu, dan menemukanmu. Apalagi membantumu"

Kenapa harus kamu ? Dan aku ?

"Sayapmu juga akan mampu menutupi telingaku, saat menghadapi dirimu yg spt ini."

Kenapa ? Kenapa ? Kenapa ?

"Karena hanya kamu jugalah yg mampu menjaga dan membuat sayap-sayapku lebih besar dari ini. Sehingga kita bs bersama-sama mengelilingi dunia ini, spt mimpimu. Kalau kamu dg sayapmu, dan aku dengan sayapku, kamu sudah pasti akan melesat meninggalkanku. Ketika sayapmu kembali patah, aku tak mampu membawamu terbang bersamaku. Dan kita selalu dlm kesendirian dunia kita masing2. Aku hanya bisa melihat bayanganmu melampauiku, dan kamu hy bs melihat bayangan ku melewatimu"

Kenapa kamu ? Dan kenapa aku ?

Dia berbalik, menundukkan kepalanya. Kemudian menghela nafas panjang. Sekali lagi.. Aku memperhatikan sayap-sayapnya, kemudian memandang sayap-sayapku.

Sayapku ramping, berwarna putih dan sedikit berwarna biru pucat. Buluku lebih halus, ototku lebih lincah. Sayapnya memang lebih besar, lebih kokoh, berwarna biru pekat, dengan gradasi unggu tua. Mengkilat, sayang... Bulunya kasar, byk sekali bekas luka dan beberapa luka yg masih basah. Aku menyentuhnya luka tersebut...

"Awww !! Itu luka baru !!"

Kamu terluka ?

"Tp sayapku tetap berfungsi, tdk patah. Aku ttp mampu terbang"

Kapan ?

"Waktu terbang bersamamu, kamu membuatku beberapa kali menghantam semak berduri, dahan-dahan yg mencuat. Masih ada lagi" ia merentangkan sayapnya, menunjukkan luka-luka yg masih basah, di empat tempat yg berlainan.

Sayapnya memang lebih lebar, lebih kokoh, strukturnya lebih baik dari struktur sayapku, walau akhirnya sulit utk bermanuver di antara pepohonan..

Aku berdecak kagum lihat sayapnya.

"Kau suka ?"

Aku tidak menjawab. Kami dlm keheningan pikiran kami. Aku membentangkan sayapku, membiarkannya terbuka lebar. Menggerakkannya pelan. Memantulkan cahaya keperakan ke semua sisi. Bagaimana aku tanpanya ?

"Sayapmu adl sepasang sayap terindah yg pernah kulihat. Ia memang mudah patah, tapi lebih tangguh dari punya ku."

Bagaimana mungkin aku hrs bisa memberikan bagianku yg terindah utk kamu yg baru aku kenal.

Sayapku masih terbuka lebar, gerakannya semakin cepat. Membuat dedaunan di sekitarku beterbangan. Aku pun bersiap untuk terbang menjauh. Tidak hardikku dlm hatiku.

"Kamu tahu, aku tidak mampu menemukanmu dlm pelarianmu. Boleh aku menanyakan permintaanmu pada Sang Pemilik Takdir ?"

Aku memperlambat, kepakan sayapku. Melipat setengahnya. menatap lurus ke arahnya.

Aku meminta seorang sahabat yg menemani perjalananku mengarungi dunia ini. Sahabat hatiku, Sahabat jiwaku, Sahabat pikiranku.

Dia tersenyum menatapku. "Kesendirianmu yg membuat sayap-sayapmu mudah patah, kan ?"

Mataku menatap tajam ke arahnya. Sayapku tidak lemah !!!!

"Sampai kapan kau terus seperti ini ? Tidakkah kau mempercayaiNya ? JanjiNya adalah pasti."

Dengan sekali kepakan aku mengudara, merasakan rongga dada yg terbuka lebar setiap kali aku mengayunkan kepakan sayapku, menikmati udara yg ku hirup dan mengisi kantung-kantung udaraku. Membuatku semakin ringan, terus dan terus.

"Kalau kau terus melesat, aku tak akan mampu melampaui kecepatanmu sayapmu. Kita akan kehilangan kesempatan itu. Terbanglah, jika itu melegakanmu. Ketika kau siap, kau tau dmn tmp mu kembali. aku akan menunggu di tmp semula."

Tidak menyangka dia mengikutiku terbang. Suaranya terdengar jelas, di antara deru udara di sekitar kami.

"Aku tahu kamu pasti tidak akan menjawabnya. Aku menunggumu"

Kemudian, dia berbalik dg kecepatan tinggi dan menukik cepat turun kembali ke tanah. Aku pun memperkuat kepakan sayapku, utk menghasilkan kecepatan maksimalku. Entah, aku sendiri tidak tahu berlari dari apa.

Yang pasti, aku ingin terbang bersama sayap-sayap yg selalu membawa kemana pun dan kapan pun aku mau. Sayap-sayap indahku, karenanya aku semakin kuat. Bagian terhebatku. Melepaskannya ? Kesendirian ku ? Itu bukan pilihan untukku.

.............

Aku melangkah berlahan di antara rerumputan. Embun membasahi telapak kakiku, ada kenikmatan tersendiri, saat dinginnya embun menyentuhnya.

Memandang sosok itu, semakin lama, semakin jelas. Tertidur. Gerakan tubuhnya teratur dan berirama.

Ku hentikan langkahku, ketika sepasang mata itu tiba-tiba menatapku, tnp pernah ku duga. Senyum tulus terukir dari bibirnya.

.........

Note:
Draft yg msh hrs dipoles. Ada bbrp yg janggal, dan tidak halus. Berlatih dan berlatih...
Senia I.H ®

No comments: