Friday, January 21

Buku2ku v.s Tulisanku

Hallo Readers...
Kali ini kita bertemu lagi diposting utk hari ini. aku ingin mengangkat topik tentang dua hal yang sangat aku sukai. teramat aku sukai tepatnya. membaca dan menulis.

kalau dihitung-hitung, entah berapa ratus buku yang telah aku baca sepanjang hidup ini. byk sekali. entah berapa byk juga yang memberikan influence terhadapa kepribadian dan karakterku. aku juga tidak dapat menghitungnya dengan jelas.

kian hari lemari bukuku semakin penuh sesak, sangat sesak utk akhir-akhir ini. belum lagi yang tergeletak di dekat meja kerjaku, tempat tidur, bahkan sampai kamar mandi. mereka memenuhi setiap hari-hariku. bisa dikatakan, "senia tanpa buku, mungkin bukan senia" saking maniaknya aku sama yang namanya buku.

NOVEL
beberapa bulan belakangan ini, aku agak absen sama yang namanya Novel. bukan tidak ada, tapi nyaris sedikit sekali novel yang aku beli dan aku baca. sebutlah karya terbarunya Andrea Hirata, sekarang hanya teronggok manis di ujung rak buku. yang benar2 aku baca adalah bukunya Fauzan Mukrim, Mencari Tepi Langit. dan sangat bermakna. dalem. di sanalah aku menemukan istilah bugis Makasar. sedemin leling tenriola, wiring na mi bittarae.. sampai account twitterku aku beri nama bittarae. yang artinya langit. wiring bittarae adalah tepian langit, horison, atau cakrawala. akhirnya berujung pada filosofi dibalik semua itu. kenapa aku suka bittarae atau wiring bittarae sendiri.

novel tak ubahnya bacaan ringan, yang tidak membutuhkan pemikiran ekstra keras, dalam beberapa jam ratusam halaman pun mampu dibabat habis. karena isinya yang penuh dengan permainan kata-kata dan perasaan. dari novel itu sendiri sebenarnya kita bisa membaca karakter penulisnya, sejauh mana intelejensianya. atau kepandaiannya memainkan arus. sebutlah Sydney Sheldon, hampir semua novelnya senafas, hampir sama karakternya. Meg Cabot, aku lebih suka meg cabot lebih ceria dan menyenangkan. kisah cinta yang diangkat pun lebih segar, dibanding Sheldon, ya mungkin karena beda zaman kali ya. atau Cecilia Aherrm, yang romantisnya ga ketulungan, salah satu novelnya yang best seller adalah PS I Love You. Sophie Kinsella, walau romantis, tapi ada unsur jenakanya. jenaka yang cenderung goblok. ya, down to earthlah. apalagi utk perempuan jaman sekarang. pintar sih pintar, tapi tak jarang mereka melakukan sebuah kebodohan yang mengandung unsur kepolosan. di sini yang benar-benar bermain adalah bagaimana mereka menarik pembaca hingga enggan melepaskan karya mereka sampai habis cerita itu selesai. semakin hebat dia, semakin kita susah melepaskan buku itu sampai benar2 buku itu selesai.

atau yang lebih fantasia, J.K Rowling. aduh siapa yang tidak kenal dengan penulis yang satu ini. atau J.R.R Tolkien dengan Lord of The Ring nya. aku punya dua koleksi buku2 ini, dari yang versi Indonesia sampai versi aslinya. walau versi alsinya ga kebaca, bahasa Inggris mereka cukup ngejelimet. bikin mata dan kepala pusing tujuh keliling. atau Dan Brown, sumpah ni orang pinter banget. jujur membaca bukunya, aku sudah bisa mengatakan dia, teramat sangat pintar, menggabungkan antara fiksi dan non fiksi, dan berbatas sangat tipis, salah-salah baca kalian bisa tersesat dengan pemikirannya. atau James Patterson, yang paling aku suka adalah When The Wind Blow. dia memang tidak sekaliber Brown. kalau boleh jujur, Patterson menang telah di When the Wind Blow disebabkan dia membahas tentang rekayasa genetika antara manusia dan hewan, dan hal ini sangat mungkin terjadi. teramat sangat mungkin terjadi di era iptek sekarang ini. klonning hewan saja sudah sukses apa lagi menggabungkan genetika manusia dan hewan.

aduh kalau disebut semua pengarang favoritku, tidak akan ada habisnya aku menyebut mereka satu persatu. sekarang kita berpindah ke buku-buku karya anak bangsa.

mereka juga ga kalah hebat, untukku. ya, karena penilaian seperti ini jatuhnya menjadi subjektif sekali. antara satu dan lainnya akan terjadi perbedaan dalam berfikir. aku suka dengan Ayu Utami (Saman, Larung) buku terakhir lainnya tidak aku baca, belum selesai dibaca tepatnya. Djenar Mahesa Ayu, bukan pada esensi ceritanya, karena untukku kadang terlalu vulgar (sisi timurku keluar, ahahahahaha), tetapi pada ragam bahasa yang digunakan. kumpulan cerita pendeknya benar-benar menggelitik, dia sangat pandai dalam bermain kata-kata. Fira Basuki dengan triologinya (Pintu, Jendela, Atap), Biru, Rojak. magnetnya terasa banget. Dewi Lestari atau yang lebih dikenal dengan Dee, tiga buku pertamanya aku ikuti terus. terdampar di buku terakhirnya, malah tak berujung sama sekali untukku. bukan karena tidak bagus, hanya saja mungkin moodku untuk membaca novel sudah berangsur-angsur surut. Andera Hirata dengan pesan moral dan mimpinya, aku harus jujur, tidak ada satu buku nya pun yang berhasil aku selesaikan. aku tidak punya alasannya. bisa jadi sama dengan Perahu Kertasnya Dee.

NON FIKSI
ehmmm, sekarang ini yang lagi lezat-lezatnya aku nikmati. membaca sekaligus merenungi maknanya. karena saking banyaknya yang dibaca aku suka lupa dari mana penggalan essensi mereka aku dapatkan. apalagi sekali membaca tidak 1 judul bersamaan. dalam sehari minimal ada 2 buku yang aku baca bersamaan. trik utk mengatasinya adalah dengan memberikan stabilo pada lembaran mereka dan menuliskan essensinya pada post it dan ditempelkan pada halaman mereka. kebiasaan yang harus dibiasakan, kalau engga aku sendiri yang akan kerepotan. jadi kemana2 mesti bawa stabilo dan post it. dan selalu ada di tas tanganku sekarang ini, terutama kalau membawa buku.

tanggal 17 kemarin aku baru menambahkan 2 koleksiku, dan 2 buku ini yang sering aku buka-buka. Happines Inside - Gobind Vashdev dan New born Super Muslim - Imam Munadi. bayangkan menggabungkan dua bacaan secara bersamaan. seru banget. Happines Inside yang mengajarkan bagaimana cara menikmati dan mensyukuri hidup, New Born mengajarkan bagaimana hidup itu sendiri. ya walaupun dua2nya tentang hidup, tak jarang ada juga efek berkebalikan yang diberikan. aiiiiiiiiiiiiiing, nikmat.

mana sekarang ini aku sedang digesa utk menyelesaikan bahan seminar yang akan dipresentasikan tentang Konsep Dasar Remaja Sehat. maka semakin bertimbulah buku yang harus aku baca. kadang juga ketawa-ketawa sendiri, ketika menuliskan bahan seminar, tiba-tiba otakku berpindah pada 2 buku tersebut. brainstorming. langsung keluarkan kertas, pensil warna. menuliskan ide-ide abstrak yang keluar, lalu menyimpannya, suatu waktu pasti akan aku buka, kemudian dikembangkan menjadi sebuah artikel. yang aku sendiri tidak tahu kapan harus diselesaikan.

atau tiba-tiba, bacaanku berpindah pada masalah MDGs, Millenium Development Goals, ini berhubungan dengan research yang akan aku lakukan tahun ini. membuatku tertarik dan berlari ke masalah pendidikan. kembalilah bergelut otakku. kembali mengelurakan kertas dan pensil warna. salah satu yang harus diselesaikan adalah tulisan pengenai PENDIDIK (sang pencerah) dan Basic Skill of Learning, yang harus dikuasai siswa utk era sekarang ini. karena mau tidak mau kita akan mengubah pola pengajaran menjadi Student Centered Learning yang menekankan pada kompetensi siswa atau mahasiswa. bagaimana mau menerapkan SCL kalau siswa sendiri tidak dibekali dengan BSL. dan aku sendiri tidak bisa memprediksi kapan harus menyelesaikan dua tulisanku itu. rangkaian dan drafnya pun masih berupa blue print di kertas putih penuh warna warni. mama yang aku kasih lihat aja cuma bisa geleng2 kepala, tidak mengerti.

TULISANKU
sebagai pembaca yang sangat maniak (bahasa apa ini, sen ? koreksi deh, ga pas banget dibacanya). tentu, aku sangat berambisi sekali untuk menelurkan sebuah buku. ya minimal sebuah bukulah sepanjang hidupku. suyukur2 bisa lebih dari satu. entah bergenre fiksi atau non fiksi. sempat punya keinginan untuk mengikuti kursus menulis online. ini pun pihak penyelenggara masih terus bersemangat menghubungiku. aku minta estimasi waktu sampai minggu terakhir Januari ini. "Tuhan, berarti itu minggu depan."

aku teringat pesan seorang teman, Bimo. (Hey Bi, kata-kata elu selalu gw inget sampe sekarang). "Menulislah mbah, jangan lu pikirkan tulisan elu akan bagus atau tidak, semua itu lu serahin aja sama yang ngebaca. bagus atau tidak itu tidak mutlak. belum tentu kata elu bagus, tapi yang ngebaca bilang biasa aja. tulis aja apa yang mau lu tulis." ya kira2 bgutlah kata-katanya. dan dia benar. karena untuk aku sendiri, menulis adalah sebagian terapi, terapi untuk mengenal diri lebih jauh, mengeluarkan uneg2 yang ada di kepala tentang permasalahan yang ada. antara kesenjangan hati dan pikiran. atau kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ada. dan pada akhirnya akan mempertemukan kita dengan sejatinya kita. atau bahasa kerennya... samudera kebijaksanaan yang tak bertepi (wiring na mi bittarae, eaaaaa, memasukkan sesuka hati banget !!!)

aku tertarik untuk menulis artikel yang lebih ilmiah, dalam artian menulis suatu yang lebih berat, lagi2 objektif. setidaknya yang membutuhkan proses berfikir. apapun tulisan itu sendiri memang sejatinya melalui proses berfikir. mau itu prosa atau artikel ilmiah. God, tetep aja salah dalam menyampaikan apa yang ingin disampaikan.

tulisan itu sendiri sebenarnya merupakan cerminan karakter sang penulisnya. benar-benar menunjukkan karakter. apa yang tertulis, sebenarnya itulah yang terbaca. ada beberapa tulisan yang memang kita tidak bisa menebak bagaimana karakter sang penulisnya. ya. sebutlah karya tulis ilmiah. skipsi atau tesis dan disertasi. semua ini benar-benar sesuatu yang ilmiah. ya, kita cuma bisa menilai... otaknya, ahahahahaha. walau tidak sepenuhnya. semakin dia bisa menyampaikan dengan detail, semakin kita akan melihat bobot tulisan itu sendiri.

ini sampai bela-belain membeli buku, Cara Cerdas Menulis Artilel Ilmiah, demi sebuah dan beberapa buah latar belakang yang berbobot. walau penelitiannya hanya seputaran Kabupaten, ternyata ada satu daerah Kota yang juga minta diteliti. Wow !!! tantangan banget. Bolang, Bocah Petualang, keluar juga. ya, semakin tertantang untuk bisa meneliti dengan cara yang lebih baik. mungkin aku akan meminta bantuan dari beberapa mantan dosenku utk menilai tulisanku kelak. dan harus mampu memaparkan dengan baik. sebaik yang mampu aku lakukan. walaupun penelitian ini hanya bersifat deskriptif, tapi akan dipakai menjadi rencana program ku ke depannya. sebagai bentuk sumbangsih ku untuk daerah yang turut membesarkanku. benar-benar debutante ku. cikal bakal pergerakan karirku ke depannya. syukur-syukur bisa jadi cikal bakal tesisku nantinya. syukur2 juga penelitian ini yang membawaku ke Utrecht (payah, mama masih belum ngasih ijin aku melanglang buana utk sekolah sampe ke Belanda. negara terjauh utknya adalah Australia. please deh, mooooooom). ya pada intinya, aku menyukainya. menyukai sesuatu yang berbau pendidikan, wanita dalam segala siklus hidupnya, membaca, menulis, meneliti, berbicara.sesuai dengan type karakteristik pembelajar type terakhir.

tulisan itu kelak bukan hanya untuk mendapatkan sebuah nilai A dan menentukan sebuah kelulusanku untuk menjadi sebuah gelar kesarjanaan. lebih dari itu. karena ini penentu ku untuk memampu mengaplikasikan ilmu yang aku dapatkan di bangku kuliah secara formal, dan yang aku dapatkan dari membaca buku. jauh lebih banyak tantangannya. itu yang kadang-kadang bikin deg2n. mampu ga ya ? bisa ga ya ? huft, sebaiknya tidak memikirkan itu, cukup lakukan yang terbaik yang aku mampu. ya lakukan yang terbaik, bukan hanya ini yang menjadi harapanku. harapanku adalah semua pekerjaan ini adalah bentuk ibadahku kepadaNya, keridhaanNya adalah hal mutlak yang aku kejar. bagaimanapun ini bentuk sumbangsihku, bentuk aku mensyukuri segala potensi yang Ia berikan padaku.

tulisanku di blog ini juga merupakan tulisan yang murni keluar dari otakku, pemikiranku, tanpa saringan sama sekali. ada beberapa tulisan yang mungkin nantinya menjadi blue print tulisan yang aku publish dalam bentuk cetak. baru sekedar pemikiran. aku belum mempunyai target utk mempublish tulisan2 ini dalam bentuk buku. kemungkinan tahun depan, di saat langkah karierku sudah mulai sedikit terarah. atau bisa2 di luar estimasiku. bukan kepada materi semua ini aku pusatkan, tetapi lebih pada kecintaanku pada dunia tulis menulis, buku, dan keindahan berbagi untuk sesama. ya, sebuah mimpi hanya akan menjadi sebuah mimpi jika kita tidak melakukan sebuah tindakan tegas. motivator-motivatorku sudah mulai berteriak untuk hal yang satu ini, aku masih mengatakan, "satu-satu ya, pelan-pelan," aku masih belum cukup percaya diri.

dengan membaca tulisanku dalam blogku ini, mungkin kalian akan mengenalku, tanpa bertemu langsung denganku. mengenal karakterku, tanpa proses berkenalan. jangan-jangan kalian lebih mengenal aku, daripada aku sendiri mengenal diriku. bisa jadi, sangat mungkin.

bercerita pada diri sendiri, dan menjawab pertanyaan untuk diri sendiri. suatu terapi yg bisa menjernihkan diri dan melihat diri lebih baik lagi. karena menjadi diri sendiri adalah hal yg terbaik...

karena blog ini memang sengaja aku bikin utk mengenal diriku lebih jauh.
perjalanan hidupku, buku-bukuku, tulisanku dan pada akhirnya membentuk diriku secara utuh. itulah Senia Ikayani Hardita. yang berambisi utk menambahkan gelar Ph.D. atau memiliki sebuah perusahaan konsultan yang bergerak di bidang pendidikan dan perempuan. ahahahahaha... yeah, itu saya. kebanyakan orang gentar dengan cara marahnya yang "Hedon". siapa yang sanggup dan dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dipersilahkan utk menjadi rekan kongsi, dan partner bisnis. hubungi saja emailnya.. aku hanya akan mengatakan, "Mari Kita Taklukan Dunia" (kaya jingle KDI, "jadilah bintang...." LOL)

I'm a little bit of everything
all rolled into one...

So take me as I am,
This may mean you'll have to be a stronger man...


Good day everyone !!!! 

No comments: