Saturday, January 15

Tijoh Ie Mata

Judul yg aneh sbnrnya, karena aku jg ga tau artinya. Absurd banget sih !!! Hubungan cuma 1, air mata.

Sudah berkali-kali, dari tadi malam, aku berusaha utk menangis. Seharusnya aku menangis skrg. SEHARUSNYA. Tapi usaha ku sia-sia, sampai detik ini. Air mata itu tidak mau keluar. Apa air mataku sudah habis ya ? Apa harus ditetesin insto dulu ya ? *ah, cara ini bisa dicoba, aku harus segera ke apotik stlh ini*

Sama halnya, kenapa aku tidak sedih ya ? SEHARUSNYA, aku sedih sekarang ini. Bukannya sedih, aku malah merasa lega. Benar2 lega. Alhamdulillah.

Semua itu terasa janggal. Kenapa ga sedih ? Kenapa ga nangis ? Kenapa jadi lega ?

Kenapa harus bersedih ? Bukan kah menyayangi seseorang adalah sesuatu yg menyenangkan ? Bukan sesuatu yg menyedihkan, kan ? Kenapa harus menangis kalau tidak sedih ? Bukankah melakukan sesuatu yg menyenangkan membuat diri ini lega ?

Apakah aku berkamuflase ?
Aduh sudah berkali-kali ini juga aku tanyakan. Berusaha menyadari, berusaha memperhatikan reaksi yg aku timbulkan. Berusaha dan berusaha. Dan jawabannya sama, aku tidak sedang berkamuflase.

Kenapa rasanya bgtu berbeda ? Dulu tidak seperti ini ? Dulu ada yg namanya rasa sedih. Ini tidak. Benar-benar rasanya PLONG !!!

Satu hal yg tidak pernah aku sangka, ternyata aku berhasil. Ya, aku berhasil menyayanginya tanpa batas. Tak berbatas. Tidak berharap utk berbalas. Tidak berharap utk bersama. Tidak berusaha utk memiliki. Bukannya tidak berusaha utk mempertahankan, aku hanya berbiarkan dia utk mengekspresikan rasa yg dia punya. Apapun itu. Aku bahagia melihat dia menjadi dia adanya.

Apakah harus memiliki ? Tidak. Dia adalah milik Allah Swt dan dirinya sendiri. Kenapa berusaha memiliki ? Bukan kah dengan melakukan itu tidak menjadikan dirimu apa adanya. Aku tidak mau kamu kehilangan dirimu. Kamu harus mendapatkan otokrasi penuh atas dirimu.

Apakah harus berbalas ? Justru yg seperti ini essensi akan lebih tinggi. Ketika kita berbicara sebuah keiklasan, di situlah nikmatnya menyayangi dengan tulus. Kita akan dengan lega membiarkan dia menjadi dirinya.

Apakah harus bersama ? Apakah dengan bersama adalah bentuk sebuah rasa sayang ? Jika tidak bersama artinya tidak sayang ? Ehmmm... Tidak seperti itu. Semua menjadi relatif untukku. Awalnya, aku merasa harus bersama-sama. Kalau sekarang, relatif. Tidak seperti itu. Justru dengan ini aku tidak menemukan batasan apapun. Tidak berbatas.

Tidak berbatas ?
Tidak ada satu pun batasan yg aku tentukan di sini. Dengan ga berbatas itu sebenarnya dia berputar dg sempurna pada porosnya. Ya, melegakan, menyenangkan. Dia menjadi dirinya. UTUH.

Sebenarnya yg terjadi selama ini adalah...
Aku bingung utk bersikap. Dia yg mau aku ikuti sebenarnya sedang bingung juga utk menentukan arahnya, tentunya itu sangat berefek padaku. Jika dia tidak jejak, bagaimana aku tahu arah yg akan aku tuju. Ini yg membuat aku was-was, khawatir, kebingungan dan ketakutan. Karena aku tidak mampu bersikap, aku tidak mampu utk berpegang, mana ini arah yg tepat.

Dan sekarang...
Ya, aku benar-benar lega. Aku bahagia karena mampu menyayanginya tanpa batas. Kenapa aku harus sedih ? Kenapa harus menangis ? Ga ada satu pun alasan yg logis yg bisa diterima akal sehatku. Alhamdulillah, Alhamdulillah, senang banget rasanya... Yippy !!!

Ini toh rasanya... Pencapaian ini berkat bantuanmu, Beruang.

Sbnrnya pernyataan kemarin harus ditilik baik2, Beruang. Byk hal implisit yg tersimpan di sana. Detail yg sengaja utk disembunyikan.

Whatever it is, I'm so enjoyable to loving u...
Why I should cry for it ? Losing u ? Nope, u still standing on that ground. Seriously...

Dan tebakanku salah, ternyata jantungku baik2 aja. Tidak berganti menjadi jantung plastik bermerk Lion Star. Ahahahaha...

Yippy... °\(^▿^)/°
Alhamdulillah
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

No comments: