Wednesday, January 19

Negeri kami... Indonesia

Menikmati malam dengan memandangi langit, aku rasa ini belum bulan purnama, karena bulan belum sepenuhnya penuh membulat, masih ada bagian yg gelap tersisa. Entah mungkin mataku yg salah melihat. Langit Indonesia...

Menikmati angin yg mengusap lembut, sesekali membuatku merinding kedinginan. Angin Indonesia ku...

Malam, langit, angin yg bertiup... Di negeriku, tanah airku Indonesia.

Ternyata byk sekali motivator dan pemikir-pemikir ulung yg membuatku berdecak kagum yg berasal dari negeri ini. Dan tidak sedikit dari mereka yang menyuarakan tentang keutuhan negeri ini, Indonesiaku. Indonesia kita.

Sebutlah, Mario Teguh. Aku jatuh cinta dengan suaranya, intonasinya saat berbicara. Tulisannya sangat bagus. Erbe Sentanu. Imam Munadi. Ippoh. Dan byk lainnya yg tdk bisa disebutkan atau yg berada di daerah. Mereka menyerukan keutuhan negeri ini.

Suara anak negeri.
Spt judul buku yg ditulis oleh mantan suamiku. Dia juga menyerukan permasalahan ini. Dan lebih detail ttg hak-hak yg harus didapatkan anak negeri. Sedikit ttg kewajiban. Walau bagaimanapun buku itu merupakan salah satu curriculum vitae mantan suamiku yg patut dibanggakan.

Rasanya hampir tidak pernah aku bercerita ttg mantan suamiku di blog ini. Ahahahaha... *tiba2 tertawa aneh*

Ya, sebagai tokoh muda, sampai sekarang dia termasuk organisatoris ulung. sedari di bangku sekolah, sampai di bangku kuliah pun dia pernah menjabat menjadi ketua BEM di universitasnya, Tanjung Pura, Pontianak. Skrgpun masih, di organisasi politik dan kemasyarakatan. Termasuk vokal. Entah belakangan ini agak terseok2 utk maju kembali ke kancah politik. Biarlah, semoga pengalaman menempanya menjadi lebih baik. Bagaimanapun iya ayahnya Akbar. Dan Akbar harus bangga dengannya. Semoga...

Kelak suatu saat Akbar menjadi seorang penulis atau pembicara atau negosiatoris, aku tidak akan heran. Darah itu mengalir deras dari kami berdua. Yang kebetulan kami berdua mempunyai bakat yg sama. Sama2 pandai merangkai kata (pandai ?? Tepatnya suka merangkai, mungkin). Sama2 pemikir, sama2 orang yg berani membuat gebrakan, sama2 orang yg lbh suka bekerja sendiri, dg autokrasi kami. Perbedaan cara pandang sebenarnya yg mendasar, sampai akhirnya kami memutuskan utk berjalan sendiri2. Setidaknya kami masih sama2 orang tuanya Akbar. Silaturahmi yg ada pun masih sangat baik. Walau bykn takutnya skrg ini, takut salah *jd inget kejadian minggu lalu, saking paniknya dia sampai 14x menelpon dan tdk aku angkat*

kejadian minggu lalu ?
Ahahahahaha, ending yg baik. Skrg mau apa2, dua2nya lapor. Karena takut salah. Anak dan Ayah itu harus diberikan sedikit shock therapy, diingatkan bahasa halusnya. Kalau model mama mungkin udah dimaki hamun kali ya, berhubung aku tdk seperti mama, effectnya malah terasa lbh dasyat. Aku tdk minta ditakuti, aku hy minta dihargai, sudah cukup. Aturan ya aturan, jgn dirusak. Mau direvisi, hrs ada alasan yg jelas dan masuk akal. Ga jd masalah buatku.

Kembali lagi tentang negeri ini...
Aku ttp memimpikan negeri ku ini tetap satu. Menimbulkan kembali semangat keBHINNEKA TUNGGAL IKAan. Dan yg berTAN HANA DHARMA MANGRWA. Indah rasanya, dan ragam perbedaan yg ada, dg kekayaan yg ada, kita saling merasa satu, saling bahu membahu, saling memajukan (jd ingat pesan Rasulullah, 'dirikan shalat dan bantu yg lemah')

Kebobrokan yg terjadi semoga menjadi pelajaran utk pemimpinnya kelak. Bahwa mengayomi adl mutlak. Dan akan ada, akan ada pemimpin yg spt itu.

Sepanjang sejarah, pemimpin kharismatik yg hebat adl Sukarno. Setelahnya walau memakai tangan besi, aku tetap salut dan menghargai penuh Soeharto. Habibie, yg pintar dan mempunyai cerita cinta yg tak kalah romantisnya dari cerita negeri 1001 malam. Megawati, sang Perempuan Presiden, yg menunjukkan sistem Gender negara ini juga berjalan. Sampailah kita pada SBY, sang Presiden yg seniman. Walau aku sedikit kecewa dg tiga pemimpin terakhir, aku tegaskan SEDIKIT. Semenjak rezim Soeharto runtuh, memang negeri ini kian gonjang ganjing.

Masa surut dan pasang yg...

Entahlah, mau dikatakan kita ini tll bereuforia dg kebebasan stlh pasca Soeharto. Dan kebablasan. Ah, penilaianku nantinya menyudutkan. Mungkin di belahan lain Indonesia bersyukur. Apapun itu, aku tidak pro dan kontra pada masing2 di antara mereka. Aku hy pro pada perdamaian dan persatuan.

Persatuan, Persatuan dan Persatuan.
Ujar Ahmadden Nijad (ga tau kalau salah tulis) yg membuat Iran tetap utuh. Pdhl negera ini adl salah satu negara yg ingin dihancurkan layaknya Irak. Dan hebatnya mereka ttp bertahan. Hebat !!

Harusnya nilai2 sejarah perjuangan bangsa kita ini dihembuskan kembali ke generasi muda kita. Kelak penentu kelulusan bukan hy ilmu2 pasti, sejarah perjuangan bangsa juga harus dimasukkan. Agar mereka tahu, utk membuat negera ini Merdeka dan berdaulat tidak mudah.

Nilai2 sumpah pemuda yg sgt aku kagumi

Berbangsa satu
Bertanah air satu
Berbahasa satu
Indonesia...

Aku ingin bermimpi ttg keutuhan negeriku pada malam ini. Bermimpi ttg perbedaan yg membuat kita tetap satu.

Cukup 1, tdk 2...
Karena ia akan mjd kehilangan arti.

(Tyt kesetiaanku tdk hy pada Tuhanku, tapi juga pada negeriku, Alhamdulillah...)

Selamat malam Indonesiaku, selamat malam negeri tercintaku. Izinkan aku mengabdi dan melakukan yg terbaik yg aku mampu utk negeri ini, semoga Allah meridhainya.

Amiiiin
:')
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

No comments: