Wednesday, January 12

it's start from ur dream Akbar

tak ayal ketika membrowsing sejumlah artikel, beberapa kali kamu mendatangi bunda. dan berbagi cerita dan mimpimu. bunda pun berhenti menyimak data2 yang bunda baca dan mendengarkan ocehanmu dengan seksama. sebagai bentuk, I'm care bout u. semua perhatian dimulai dari sini, bahwa kamu itu berarti utk bunda. selayaknya semua manusia yang ingin didengarkan dan diperhatikan.

kamu mengatakan :
#1. Bunda, A'barr mau bikin kapal
bunda pun bertanya padamu, kenapa ?
kamu menjawabnya dengan pasti, A'barr mau nangkap Ikan, ikannya utk bunda dan A'barr. utk kita makan sama-sama.
aku hanya tersenyum. dia begitu cinta dengan laut. ini karena kami adalah orang kepulauan, kemanapun mata memandang kami selalu menemukan lautan di sekitar kami.

bunda kembali bertanya, kenapa tidak A'barr aja yang punya kapal itu, kita ga usah bikin sendiri ?
kamu terdiam dan mencerna pertanyaan bunda. jawabanmu cukup padat, "A'barr harus pintar kan, bunda ?"
aku tersenyum. "Belajar bukan untuk menjadikan kamu mencari banyak uang, tapi menjadikan kamu pintar, agar membuatmu menjadi kaya ide. bagaimana caranya utk memiliki apa yang kamu punya."
"Kaya ide ?"
"Iya, biar abang tahu, bagaimana caranya utk memiliki kapal tanpa harus membuatnya sendiri."

catatan kaki:
sebenanrnya ada paradigma yang salah ditekankan orangtua, yang mengatakan "kalian harus pintar supaya punya banyak uang." aku sangat menyesalkan apabila kata-kata ini didengungkan oleh orang-orang yang dekat denganku. bisa jadi teman atau saydara. karena hal ini bisa menjadi salah arti. money is not everything, bukan hanya dengan uang kamu bisa memiliki segalanya. kalau uang menjadi orientasi dari segalanya. akhirnya kita akan terjerumus dengan hal-hal yang seperti sekarang ini.

paradigma masalah inilah yang ingin aku tekankan terhadap anakku. it's not bout money, it's bout ur creativiy to chasing down and catch every dream. dengan kreatifitas itu, nantinya akan timbul cara-cara yang tidak melupakan kemanusiaanmu sebagai manusia, nak.

dunia sudah semakin rapuh dengan unsur kemanusiaannya. kompetitif yang mengarah pada hal negatif, bukan lebih pada melayakkan diri untuk berdayasaing. bunda lebih setuju kalau kita mampu saling merangkul. kebersamaan, membantu yang lemah, memaksimalisasi segala potensi yang ada, sehingga kita mampu menciptakan dunia yang indah utk sesama, secara tidak langsung kita menguatkan dunia. menjadikannya menjadi tempat yang nyaman utk didiami, dengan begitu akan membuatk kita meningkatkan ibadah kita kepadaNya.

Allah mungkin mempunyai caranya, kalau terlalu nyaman, membuat manusia menjadi lalai. Ia memforcing dengan ketidaknyamanan, sehingga membuat manusia yang enggan berfikir menjadi lebih berfikir. kalau tetap keras kepala dengan keengganannya... tergilaslah. apapun itu, aku selalu percaya, Allah mempunyai caraNya. sebagai umatNya kita harus selalu yakin, berikhtiar, bertawakal dan bersabar serta bersyukur. insya Allah segalanya akan terbayar.

Keimanan kita tidak bisa dibeli dengan uang, anakku.

#2. A'barr mau punya rumah di tepi laut.
dia selalu bermimpi tentang rumah, sama dengan bundanya. I never shared my future home, atau rumah impian yg aku bayangkan. bukan karena berbeda, hanya saja aku tidak mau memberatkannya. tak dinyana dia juga mempunyai mimpi tentang rumah.

"A'barr mau punya rumah yang bisa melihat laut. kalau bisa di atas laut, bunda. utk A'barr, bunda, adek-adek A'barr dan ayah baru."

dunia terhenti, bising suara tv tak terdengar. mata polosnya berkedip beberapa kali. senyum merekah dari bibir tipisnya (sepertinya ini yang membedakan aku dengannya, bibirnya kecil sementara bibir bundanya overloaded). aku hanya membalasnya dengan senyuman, dan mengatakan "Mintalah dengan Allah, abang. Biar Allah yang mengabulkan do'a2 kita"

catatan kaki:
berapa kali dia menyatakan ini. berapa kali dia bermimpi tentang ini dan mengatakannya padaku.
bahkan tak jarang, begitu dia berlalu, setetes air mataku keluar. terkadang aku menyalahkan diriku, tidak berlangsung lama. karena aku tahu kenapa masalah ini dapat terjadi. tidak kenapa, tapi bagaimana. ya, bagaimana menyikapinya. kalau kenapa. berarti kita menarik garis ke belakang. berjalan mundur, sementara ada banyak hal yang membuatku menyalahkan diri dan keadaan. hal ini bukannya mengarah pada hal positif, tapi menarik energi negatifku.

bukan, bukan ini yang aku mau. ini harus dihadapi, harus disiasati. aku yakin ada caranya. have possible alternative ways. not just one, many ways we can take.

....

semua dimulai dengan mimpimu, anakku.
semakin sering kau memimpikannya, akan banyak kesempatan yang datang.
semakin sering kau bermimpi, semakin kita akan memacu diri utk melayakkan diri sesuai dengan mimpi2 itu.
semakin sering kau bermimpi, halangan yang datang bukan memadamkanmu, malah semakin menguatkanmu.

I always standing beside u,
Try to help u
Try to heal u
Try to support u
Try everything I can, for u...

bunda mencetak diri bunda dengan dualisme, dualisme bunda yang menjadikan bunda sebagai ibu, dan sebagai temanmu. bukan hal yang mudah utkmu atau utk bunda. akan lebih mudah kalau kita sama-sama tahu.. bahwa bunda menyayangimu dan kamu menyayangi bunda. bunda melakukan segala sesuatu pasti ada alasannya, begitu juga denganmu. menjembatani setiap alasan-alasan itu adl hal yang mutlak. tidak merasa paling. setidaknya kita bisa mengerti satu sama lain.

kamu bentuk tanggungjawab bunda, kesuksesanmu kesuksesan bunda. sakitmu bukan hanya milikmu, tapi juga milik bunda.

kasih ibu kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia

ya, ikhlas... karena semua hasil akhir dari ikhtiar panjang ini, akan bunda serahkan ke Allah. semua bunda kembalikan ke Allah, Sang Pemilik Langit dan Bumi.

sama-sama ya, Nak.
Bunda love you
(kamu datang beberapa kali ke bunda, saat bunda menuliskan artikel ini, hanya utk memberikan ciuman hangatmu. hanya utk menciumi pipi, kening atau dada bunda. it heal me too, bang. it make me stronger too, it make me thingking 'I never give up, cos I hv u')

No comments: