Saturday, November 7

Perempuan dan Cinta

Ringkasan Dari Buku PEREMPUAN -Dari Cinta sampai Seks- Karangan M. Quraish Shihab

Kaum Sufi mengakui bahwa cinta kasih adalah sifat yang lebih menonjol pada perempuan dibandingkan dengan lelaki. Karena itu sungguh tepat kata orang bijak : Mengajar perempuan mencintai atau mengasihi serupa dengan membimbing air mencari tempat yang lebih rendah. Ada juga yang berkata, hanya satu seni yang dimahiri perempuan, yaitu mencintai dan dicintai. Itulah agaknya yang menjadi sebab, mengapa Allah menganugerahi perempuan dengan kemampuan menangis (air mata mengundang cinta kasih), kesedian berkorban (pengorbanan menyuburkannya), rasa cemburu (cemburu menghangatkannya), dan berduka (duka cita tidak terobati kecuali dengan cinta pula).
Perempuan juga dianugerahi kemampuan berbicara lebih cepat dan lebih banyak dibanding lelaki, karena salah satu yang menyuburkan cinta adalah kata-kata yang indah, dan yang menguburkannya adalah diam seribu bahasa. Komunikasi yang baik dalam suatu hubungan adalah hal yang mutlak.

Jika perempuan mencintai, maka cintanya sangat dalam dan tulus. Hati mereka tidak pernah akan melupakan cinta pertama, dan selalu bersedia, bahkan dengan mudah berkorban demi cinta.
Folikel dalam indung telur dirangsang tumbuhnya oleh hormon FSH, akan menghasilkan hormon estrogen berfungsi merangsang timbulnya tanda-tanda sekunder pada perempuan. Karena itu ia dapat juga dinamai hormon cinta. Setelah folikel matang, maka akan melepaskan ovum, dan meninggalkan folikel de graff dan menghasilkan hormon progesteron. Kalau terjadi kehamilan folikel de graff ini akan bertahan sampai plasenta mampu menghasilkan hormon progesteron ini sendiri dan hormon ini juga berfungsi untuk melancarkan produksi ASI, tak salah kalau sementara pakar menamainya dengan hormon keibuaan.

Kedua hormon ini merupakan sebab lahirnya emosi. Kedua hormon ini terkadang bekerja sama dan di lain waktu akan berseberangan. Karena itu, seorang perempuan yang dimabuk cinta, ingin terus memelihara kecantikannya dan daya tariknya. Tetapi perempuan yang melahirkan anak, bersedia bukan saja mengorbankan kecantikannya demi anaknya, tetapi juga seluruh miliknya termasuk jiwanya. I do...

Bagi perempuan cinta adalah harapan, bahkan hidup adalah cinta, dan bersedia berkorban demi cinta. Berkorban demi cintanya buat perempuan bukanlah kematian, tetapi kehidupan. Kematian bagi mereka adalah hidup tanpa cinta.

Lelaki yang mencintai biasa menuntut banyak, atau memberi dengan perhitungan, tetapi perempuan yang mencintai akan memberikannya tanpa batas, dan karena mereka tidak mengenal batas dalam pemberian, maka mereka akan menyerahkan diri mereka kepada siapa yang mereka cintai.

Yang terbaik adalah cinta yang cepat dan langgeng, disebabkan banyaknya penyesuaian kedua belah pihak, lagi jelas dan terasa oleh kedua masing-masing.

Menurut Ibnu Hazm, cinta awalnya permainan dan akhirnya kesungguhan, dia tidak dapat dilukiskan, tetapi harus dialami agar diketahui. Agama tidak menolak, syariat pun tidak melarangnya.
Cinta antara manusia adalah hubungan antara dua “aku”. Keakuan masing-masing dihormati tetapi kemudian - secara konseptual - keakuan diri akan melebur menjadi keakuan kekasih (satu kesatuan).

Cinta ibu atau ayah kepada anaknya adalah upaya untuk membimbing sang anak mewujudkan kepribadiannya, yakni “akunya sendiri”. Sehingga wujud dari cinta (upaya) itu melahirkan “aku” yang berbeda dengan aku orangtuanya. Pada akhirnya ayah, ibu dan anak dapat saling mencintai. Thx mam, pak, semua yang telah kalian berikan sangat tidak ternilai dan tidak dapat dibalas dengan apa pun yang setimpal.

Cinta sejati antara manusia terjalin bila ada sifat-sifat pada yang dicintai, yang terasa oleh yang mencintai sesuai dengan sifat yang didambakannya. Rasa inilah yang menjalin pertemuan kedua belah pihak yaitu dicintai dan mencintai. Semakin banyak dan kuat sifat-sifat yang dimaksud dan semakin terasa oleh masing-masing pihak, semakin kuat dan dalam pula jalinan cinta mereka.

Mencintai lawan jenis tidak dilarang oleh agama, karena cinta adalah fitrah, naluri dalam diri manusia. Allah SWT tidak mungkin melarang cinta, Dia hanya mengarahkan ke arah yang berdampak baik bagi manusia. Kaum Sufi menilai bahwa cinta pada manusia adalah jalan menuju kepada Allah. Silahkan mencintai, dan luapkanlah cinta kepada kekasih selama tidak melanggar agama dan norma budaya.

Pandangan Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah : “karena cinta dan demi cinta langit dan bumi diciptakan dan atas dasarnya makhluk diwujudkan, demi cinta seluruh planet beredar dan dengannya pula semua gerak mencapai tujuannya serta bersambung awal dan akhirnya. Dengan cinta semua jiwa meraih harapannya dan mendapatkan idamannya serta terbebas dari segala yang meresahkannya.”

Ibnu Hazm menyatakan bahwa cinta terbesar dan yang paling langgeng adalah cinta kepada Allah SWT dan cinta antara sesama manusia yang terjalin karena Allah SWT.

Masa lalu, cinta sangat terhormat. Sedemikian terhormatnya sehingga cinta hampir-hampir dirahasiakan. Cinta diungkapkan dalam surat-surat cinta. Surat-surat ditulis dengan menggunakan air mata dan tinta, atau tinta dicampur dengan sedikit hembusan nafas atau darah lalu dikemas sedemikan rupa, sehingga bukan saja terlihat indah tetapi juga sangat rahasia. Penting juga, surat yang ditulis adalah segala luapan perasaan di hati yang dituliskan kepada orang yang dikasihi dengan ketulusan. Masyallah, kenapa dibalikin lewat tangan orang lain sih ? Akan lebih baik kalau dibakar tanpa sepengetahuan siapapun. I wanna kick u for once, please.

Cinta masa lalu adalah emosi yang meluap-luap, tetapi penuh kesucian dan kehormatan. Betapapun hangatnya cinta, kehormatan selalu saja mengarahkan cinta ke arah yang wajar, karena kehormatan lebih kuat daripada cinta. Ini pulalah yang menjadikan mereka saling menjaga kehormatannya dan mengindahkan nilai-nilai budaya yang berlaku. Karena itulah dikenal cinta demi cinta dan pengorbanan demi cinta. Perempuan dengan cinta seperti ini, tidak dipandang hanya dari kecantikan lahiriahnya, tetapi lebih kepada kecantikan jiwanya. Cinta seperti inilah yang dikendaki agama, yakni memandang lawan jenis sebagai dwi dimensi – roh dan jasad.

Cinta menuntut kesetiaan. Kesetiaan itu menuntut seseorang untuk menepati janji-janjinya, memelihara kekasihnya serta nama baiknya, menjauhkan segala yang buruk dan mengeruhkan jiwanya, membantunya, memperbaiki penampilannya dan aktivitasnya. Begitu pula sebaliknya.

Cinta adalah pohon yang tumbuh subur di dalam hati, akarnya adalah kerendahan hati kepada kekasih, batangnya adalah pengenalan kepadanya, dahannya adalah rasa takut kepada Allah dan kepada makhluk, jangan sampai dinodai, dedaunan adalah rasa malu, buahnya adalah kesatuan hati yang melahirkan kerja sama, sedang air yang menyiraminya adalah mengingatkan dan menyebut namanya.

Ketika cinta dilepaskan dari tuntunan agama dan moral, maka ia menjadi sangat mudah dan murah. Cinta sementinya berakhir dengan kematian yang dicintai, namun kesetiaan dan kenangan manis harus terus berlanjut.

Cinta pun sudah masuk dalam era kebebasan, tidak ubahnya dengan kebebasan di bidang ekonomi atau pasar. Hasilnya adalah bahwa manusia menjadi alat, ia menjadi komoditi yang diperjualbelikan, sehingga ia menjadi jauh dengan jati dirinya. Hubungan antara sesamanya menjadi kabur bahkan gersang, masing-masing hidup sendiri-sendiri dan merasa sendiri. Kalau pun berhubungan dengan orang lain, maka hubungan tersebut hanyalah asal menjadikan mereka sekedar berdampingan untuk menghilangkan rasa jenuh, jemu dan kesepian.

Cinta bukanlah permintaan untuk memenuhi kebutuhan sesaat, tetapi ia adalah pemberian, kedermawanan dan pengorbanan tanpa pamrih. Korban yang paling banya di sini adalah perempaun, makhluk yang semestinya paling tinggi dalam rasa cintanya. Wa Allah A’lam.

Untuk para perempuan, jangan jadi bodoh untuk gampang dan mudah jatuh cinta kepada lawan jenis. Pertimbangkan secara masak-masak sebelum mulai mencintai, jangan membiarkan begitu saja. Jangan sampai perasaan yang anda punya menjadi sia-sia dan tak berbalas serta membawa pengaruh BURUK.

No comments: