Saturday, November 7

tea for two_Clara Ng

sedikit refrensi bacaan yg enak dibaca..
juga sedikit atau banyak aku mempunyai komentar ttg masalah yang diangkat dalam buku Clara Ng kali ini. dan ingin bercerita.

pas di prolognya aja, aku cukup bisa ter"mangap2" ria.
just merried, on the honeymoon, and than... terjadilah. bahasa yang digunakan juga cukup lugas banget. pandangannya tentang sebuah pernikahan, begitu jg ttg kekerasan dalam rumah tangga. kena banget.

saya pun sama, saya bukan aktifis feminisme yang menyerukan hak-hak wanita. tapi saya juga sangat menyesalkan kalau para perempuan diperlakukan secara tidak adil. saya juga ingin mengingatkan pada para perempuan, ingat kembali tujuan utama anda. apa yg ingin anda raih, dan begitu juga norma2 masuk akal yg masuk akal yg mengikat kita. dan jangan menjadi bodoh, jangan menjadi bodoh, jangan pernah.

gara2 itu juga,
aku semakin berpikir seribu kali ttg sebuah pernikahan. walaupun sassy_tokoh utamanya_ mengatakan, "pernikahan adalah harapan menuju hidup yang baru...". ooops, pernikahan adalah judi. dia yang kamu pacari hari ini, bisa jadi bukan dia seutuhnya. pastinya selama apapun kamu pacaran dengan seseorang kamu ga akan melihatnya secara utuh. begitu menikah, u live with him, share ur life with him. dan semua topeng itu akan terbuka. TARA.... silahkan melihat dia secara utuh. dari fisiknya, kamu dpt melihat dimana tompelnya, bohengnya, kurapnya, apapun lah. dan psikologisnya, kebiasaannya yg aneh2, yg bikin kamu ilfeel, atau malah tambah terkagum2.

itu yg terjadi pada sassy,
dia menganggap alan sbg Mr.Right. dan apa yg terjadi... on the 2nd day their honeymoon, dia mengalami KDRT. wow !!! (Alhamdulillah, anie ga pernah mengalami kekerasan fisik).

oughhhhhhh,
pada saat pacaran tentu saja yang diperlihatkan adl hal2 yang baik2, yg manis2, dan menyimpan sisi kelam dari masing2 kita. jujur, aku sangat2 tidak setuju dengan hal ini. akan lebih baik kalau kita sama2 membuka diri. menunjukkan kita apa adanya. dan mengatakan pada pasangan, "aku menyukai kamu apa adanya, tidak perlu menjadi siapa pun, karena aku menyukai kamu sebagai kamu, the angel of u, the evil in u," basi banget ya... tp itu memang hakikat yang lebih baik. tidak perlu memaksakan bersama seseorang jika terlalu banyak perbedaan yg ada. atau kamu tidak bisa mengimbangi pasangan. yg ada malah ketimpangan. dan tentunya kamu akan berusaha menjadi seperti apa yg diinginkan pasangan. bgtu bersama, kamu akan akan keletihan mjd org lain, kan ? dan.....

atau,
pada saat dia menyatakan perasaanya kepadamu, lebih baik kamu ga usah pacaran sama dia. tp kamu menjawabnya dg jwbn ini
"ok, aku juga menyukaimu. jadi ijinkan aku mengenalmu lebih jauh lagi, ajari aku ttg kamu."
klo dia nanya, " status kita ?"
"thp PDKT, aku butuh tahu banyak ttg kamu, ga perlu pacaran, klo cocok kita lgsg NIKAH"
setelah itu, biarin dia sedikit terkaget2.

begitu dia mulai tenang, kamu hrs mengatakan ini.
"tp ada aturan mainnya"
begitu jidatnya berkerut, lgsg ngoceh, "klo kamu mundur, atau aku mundur, kita hrs jujur."
"maksudnya ?"
jgn perduliin, ngoceh aja lg, "kamu boleh deket sama perempuan mana pun, tp kamu terelimiasi".
"loh ?"
"gimana kamu mau mengenal aku lebih jauh, kalau kamu juga mau ngenal org lain juga pd saat bersamaan. itu namanya ga adil ! apa kamu mau juga seperti itu ?"

bahasa halusnya dari pacaran kali y, tp setidaknya dlm hal ini, kamu mempunyai arah yg jelas. ya ga ??

ga salah klo Beyoncé bilang,
Intimacy
Honesty
Commitment
U
Me
Us

menyatukan dua kepribadian dalam sebuah hubungan bukan hal yang mudah,
tapi bukan berarti tidak bisa disatukan. ya ga ?? benturan tentu saja ada. tp bagaimana kalian menganggap sebuah perbedaan itu, akan adai cara sendiri untuk menghadapi perbedaan.

kembali lagi ke note yang pernah aku publish ttg perempuan dan cintanya...
"Yang terbaik adalah cinta yang cepat dan langgeng, disebabkan banyaknya penyesuaian kedua belah pihak, lagi jelas dan terasa oleh kedua masing-masing".

awalnya aku berfikir,
udah deh lebih baik pacaran aja puas-puas (norma juga dijaga ya, premarital ? BIG NO). selama dalam batas kata pacaran, aman. karena masih ada jaim2nya. tapi yang menjadi permasalahan, begitu kamu pacaran, kamu akan menimbun perasaan mu kepada pasangan yang semakin, semakin, semakin dalam. pasti dong, ga mungkin engga. begitu kamu (perempuan) mencintai pasanganmu, di sanalah malapetaka terjadi. kamu sanggup untuk apa pun juga. karena PERASAAN ITU GA ADA LOGIKAnya. kamu akan siap berbagi hidup dgnya, apa pun resikonya.

akhirnya,
aku takut pacaran juga. takut mencintai, takut menikah mah udah pasti. TTM juga sangat ga mungkin. gila kali.. sbgi perempuan, aku malah jd pihak yg sangat dirugikan. ya kan ???
untukku, lebih baik membaca dongeng, atau berkhayal ttg beautiful love. daripada the real love. hahahaha... naif banget ga sih ?

apa yang kamu butuhkan dlm pernikahan ?
kalau aku hal pertama yg aku butuhin adalah TEMAN, teman hidup sampai seluruh tubuh ini berhenti berfungsi. teman berbagi, teman yg menemani aku berjalan dlm hidup ini, teman yg ada setiap aku membutuhkannya.
dia yang tidak bodoh, sehingga dpt memahamiku
dia yang tidak terlalu pintar, sehingga tidak mendikteku
dia yang tidak biasa2 saja, sehingga bisa mengingatkanku
sebuah keluarga yang sakinah, mawadah, warrahmah adl hasil dari semuanya. kehidupan yg lebih baik dari generasi sebelumnya.

ada 3 hal yg dibutuhkan dlm sebuah pernikahan:
(1) kesetaraan >>> balik lg ke gender y ?? (2) musyawarah, (3) kesadaran akan kebutuhan pasangan.

nah,
Clara Ng pas bgt menceritakan hal ini. menceritakan kalau perempuan pintar seperti sassy pun bisa terjebak. bener2 enak banget, kamu layak baca deh. Clara Ng, u one of my fav writter.

tapi jangan panik,
kamu percaya Tuhan ? Allah ?
Insyallah, Dia tidak tidur.

@kostan

No comments: